NASA Salah Pasang Foto Everest

NASA Salah Pasang Foto Everest
Prakash Mathema / AFP Pemandangan Gunung Everest Nepal, saat diabadikan pada Februari 2012.
KATHMANDU, News Zone — Sebagai gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest seharusnya sangat mudah dilihat dan ditandai. Namun, Badan Luar Angkasa AS (NASA) mengaku telah melakukan kesalahan dengan menempatkan gunung itu di India.

Dalam situs resminya, NASA mengatakan, kosmonot Rusia Yuri Malachenko mengambil gambar gunung ini dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang berjarak 370 kilometer di atas Bumi. Dalam foto itu terlihat puncak Everest yang diselimuti salju tipis.

Gambar itu kemudian menyebar luas lewat jejaring sosial Twitter dan dipublikasikan berbagai media di seluruh dunia. Sejumlah media yang menggunakan foto itu adalah majalas AS The Atlantic, situs Space.com, dan stasiun televisi berita MSNBC.

Namun, Nepal—sebagai "pemilik" gunung Everest—mencium adanya kesalahan dan menyuarakan kecurigaannya melalui media jejaring sosial.

"Maaf, puncak gunung dengan bayangan yang ada di tengah bukan Everest," demikian kicauan wartawan Nepal, Kunda Dixit.

Akhirnya, NASA pada Kamis (13/12/2012) mengakui telah melakukan kesalahan dan mencabut foto itu dari situs resminya.

"Yang ada dalam foto itu bukan Gunung Everest. Itu adalah Gunung Saser Muztagh, salah satu gunung di rangkaian pegunungan Karakoram di wilayah Kashmir India," kata seorang juru bicara NASA melalui email kepada AFP.

Namun, juru bicara itu tidak menjelaskan bagaimana gambar yang diambil dari stasiun luar angkasa milik AS, Rusia, Jepang, Kanada, dan Eropa itu bisa salah diidentifikasi.

Seorang astronot yang pernah bertugas di ISS, Ron Garan, mengatakan, para astronot selalu mencoba mengambil foto Everest yang memiliki ketinggian 8.848 meter itu, tetapi diakui cukup sulit mengambil foto gunung itu.

"Tak ada waktu dialokasikan khusus untuk mengambil foto Bumi. Jadi, jika kami harus mengambil foto suatu tempat, kami harus tahu kapan tepatnya ISS terbang di atas tempat tersebut," kata Garan kepada The Atlantic.
 

Sumber : AFP
This entry was posted in , . Bookmark the permalink.