MBARI Cacing Acorn |
SAN FRANSISCO, News Zone — Ekspedisi sutradara film Titanic, James Cameron, di laut dalam, termasuk Palung Mariana pada 31 Januari-3 April 2012 lalu, membuahkan hasil menakjubkan. Beragam spesies aneh yang hidup di laut dalam terungkap.
Kevin Hand, astrobiolog dari Jet Propulsion Laboratory Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap makhluk-makhluk yang ditemukan selama ekspedisi Cameron dalam ajang pertemuan tahunan American Geophysical Union, Selasa (4/12/2012).
Salah satu yang ditemukan dalam ekspedisi Cameron adalah mikroba yang hidup dari zat kimia pada batuan berukuran 10.982 meter di Samudra Pasifik. Peneliti berspekulasi bahwa apa yang dilakukan oleh mikroba itu terkait dengan awal kehidupan di Bumi, bahkan mungkin di bagian Tata Surya lain.
"Kami berpikir bahwa proses kimia pada mikroba itu adalah akar metabolisme. Mikroba ini mungkin adalah mesin yang memicu munculnya kehidupan. Mungkin bukan cuma di sini, tapi juga di dunia lain seperti Europa (satelit Jupiter)," kata Hand seperti dikutip Livescience, Rabu (5/12/2012).
Selain mikroba itu, ekspedisi Cameron juga mengungkap adanya amphipoda (serupa udang) makhluk seukuran 17 cm yang mungkin memakan kayu yang jatuh ke palung. Makhluk itu dikoleksi dan dibawa ke permukaan untuk diteliti.
Doug Bartlett, pakar mikrobiologi dari University of California, San Diego, mengatakan bahwa makhluk itu mengandung protein yang berfungsi membantu jaringan yang mampu bertahan hidup di tekanan tinggi. Protein itu identik dengan obat yang digunakan pada penyakit Alzheimer.
Sejumlah 20.000 mikroba dari palung juga dikoleksi dan dianalisis secara genetik. Penelitian mengungkap bahwa lingkungan laut dalam punya kekayaan akan xenophores, ameba raksasa yang merupakan makhluk hidup dengan ukuran sel terbesar.
Dalam proses latihan di Palung New Britain, Cameron yang menyelam hingga kedalaman 8.200 meter menemukan spesies terbesar mentimun laut dan betapa lingkungan itu kaya akan jenis cacing acorn, invertebrata yang khas karena kotorannya yang berbentuk spiral.
Bukan hanya makhluk hidup yang terungkap. Ekspedisi Cameron juga menguak dasar laut tertua di Bumi yang berusia 180 juta tahun. Batuan di dasar Palung Mariana merupakan lelehan lava saat dinosaurus berjaya di Bumi.
Patty Fryer, geolog dari University of Honolulu, Hawaii, menuturkan bahwa gambar lain yang diambil dalam ekspedisi Cameron di Palung New Britain merupakan bantalan lava terdalam yang pernah dicitrakan.
Palung Mariana merupakan zona subduksi dengan kondisi dua lempeng Bumi bertemu. Air dari wilayah itu berinteraksi dengan batuan, mengubah mineral lewat proses serpentinisation. Proses ini menghasilkan sulfur, metana dan hidrogen yang bisa dikonsumsi bakteri. Ada ekosistem kompleks di palung yang dalam itu.
Beberapa tahun terakhir, peneliti berspekulasi bahwa kehidupan awal Bumi bermula 4 miliar tahun yang lalu di zona subduksi serupa Palung Mariana. Temperatur palung saat itu lebih dingin dari saat ini.
Cameron mengatakan, "Palung laut dalam mungkin menjadi tempat kehidupan muncul di Bumi. Misteri ini perlu dipecahkan. Semoga saja kita bisa menyelam lagi." Cameron yang menyelam dengan Challenger Deep mengatakan, sejauh ini belum ada rencana penyelaman lagi.
Kevin Hand, astrobiolog dari Jet Propulsion Laboratory Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap makhluk-makhluk yang ditemukan selama ekspedisi Cameron dalam ajang pertemuan tahunan American Geophysical Union, Selasa (4/12/2012).
Salah satu yang ditemukan dalam ekspedisi Cameron adalah mikroba yang hidup dari zat kimia pada batuan berukuran 10.982 meter di Samudra Pasifik. Peneliti berspekulasi bahwa apa yang dilakukan oleh mikroba itu terkait dengan awal kehidupan di Bumi, bahkan mungkin di bagian Tata Surya lain.
"Kami berpikir bahwa proses kimia pada mikroba itu adalah akar metabolisme. Mikroba ini mungkin adalah mesin yang memicu munculnya kehidupan. Mungkin bukan cuma di sini, tapi juga di dunia lain seperti Europa (satelit Jupiter)," kata Hand seperti dikutip Livescience, Rabu (5/12/2012).
Selain mikroba itu, ekspedisi Cameron juga mengungkap adanya amphipoda (serupa udang) makhluk seukuran 17 cm yang mungkin memakan kayu yang jatuh ke palung. Makhluk itu dikoleksi dan dibawa ke permukaan untuk diteliti.
Doug Bartlett, pakar mikrobiologi dari University of California, San Diego, mengatakan bahwa makhluk itu mengandung protein yang berfungsi membantu jaringan yang mampu bertahan hidup di tekanan tinggi. Protein itu identik dengan obat yang digunakan pada penyakit Alzheimer.
Sejumlah 20.000 mikroba dari palung juga dikoleksi dan dianalisis secara genetik. Penelitian mengungkap bahwa lingkungan laut dalam punya kekayaan akan xenophores, ameba raksasa yang merupakan makhluk hidup dengan ukuran sel terbesar.
Dalam proses latihan di Palung New Britain, Cameron yang menyelam hingga kedalaman 8.200 meter menemukan spesies terbesar mentimun laut dan betapa lingkungan itu kaya akan jenis cacing acorn, invertebrata yang khas karena kotorannya yang berbentuk spiral.
Bukan hanya makhluk hidup yang terungkap. Ekspedisi Cameron juga menguak dasar laut tertua di Bumi yang berusia 180 juta tahun. Batuan di dasar Palung Mariana merupakan lelehan lava saat dinosaurus berjaya di Bumi.
Patty Fryer, geolog dari University of Honolulu, Hawaii, menuturkan bahwa gambar lain yang diambil dalam ekspedisi Cameron di Palung New Britain merupakan bantalan lava terdalam yang pernah dicitrakan.
Palung Mariana merupakan zona subduksi dengan kondisi dua lempeng Bumi bertemu. Air dari wilayah itu berinteraksi dengan batuan, mengubah mineral lewat proses serpentinisation. Proses ini menghasilkan sulfur, metana dan hidrogen yang bisa dikonsumsi bakteri. Ada ekosistem kompleks di palung yang dalam itu.
Beberapa tahun terakhir, peneliti berspekulasi bahwa kehidupan awal Bumi bermula 4 miliar tahun yang lalu di zona subduksi serupa Palung Mariana. Temperatur palung saat itu lebih dingin dari saat ini.
Cameron mengatakan, "Palung laut dalam mungkin menjadi tempat kehidupan muncul di Bumi. Misteri ini perlu dipecahkan. Semoga saja kita bisa menyelam lagi." Cameron yang menyelam dengan Challenger Deep mengatakan, sejauh ini belum ada rencana penyelaman lagi.
Sumber : LiveScience