Ancaman Utama Bumi Bukan Kiamat, tapi Manusia

google.com
ilustrasi
KOMPAS.com - Belakangan, isu kiamat pada 21 Desember 2012 mengemuka, didasarkan pada interpretasi yang salah akan kalender suku Maya. Isu tersebut membuat sejumlah orang khawatir bahkan sulit tidur. Badan Penerbangan dan Antariksa NASA pun kebanjiran surat elektronik uyang menanyakan perihal akhir dunia itu.

Merasa perlu mengklarifikasi, NASA membuat tanggapan tentang sebab-sebab kiamat seperti yang beredar di jejaring sosial. Sebab-sebab kiamat diantaranya adalah adanya benda langit yang akan menghantam Bumi hingga badai Matahari yang mematikan.


Peneliti Matahari NASA, Lika Guhathakurta, mengatakan bahwa Matahari memang sedang pada puncak aktivitasnya akhir-akhir ini. Badai matahari memang bisa merusak sistem komunikasi namun berbagai perangkat telah dikembangkan untuk memberi peringatan. Badai matahari tak mengancam jiwa manusia secara langsung.

Sementara, tentang planet, asteroid atau apapun yang akan menabrak Bumi, Don Yeomans dari Jet Propulsion Laboratory NASA, mengatakan, satu-satunya benda dekat Bumi yang akan melintas dekat adalah asteroid, pada 13 Februari 2013. Namun, asteroid melintas pada jarak 6.378 kilometer, takkan menghantam Bumi.

NASA juga menyatakan bahwa isu Bumi akan gelap pada 23-25 Desember 2012 hanyalah isapan jempol. NASA tak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut. Sementara itu, kesegarisan semua planet di Tata Surya pada satu waktu yang dikatakan menjadi sebab fenomena itu juga tak mungkin terjadi.

Andrew Fraknoi, astronom di Foothill College, California, mengatakan, lebih baik manusia fokus pada masalah Bumi yang memang sedang dihadapi saat ini, seperti perubahan iklim. Mitzi Adams, pakar Matahari di NASA juga menyetujuinya.

"Ancaman terbesar Bumi pada tahun 2012, pada akhir tahun ini dan di masa depan, adalah dari ras manusia itu sendiri," kata Adams seperti dikutip Livescience, Rabu (28/11/2012). Jika manusia tak berubah, perubahan iklim tak terlakkan, maka kepunahan banyak spesies makhluk hidup niscaya terjadi.

Sumber : LiveScience
This entry was posted in . Bookmark the permalink.